:untuk Jewu
di kota ini
hujan baru saja reda
jembatan bambu yang
ringkih
saat embun dipinang
matahari pagi
ini rindu tumpah
nyaris aku tergelincir
dan kau cuma bilang:
jangan sampai jatuh hanyut
di kota ini
hujan baru saja reda
dan di dodoku1 itu
waktu sudah menua
Ibrahim Gibra
13 Desember 2020
1Bahasa-bahasa lokal di Sulawesi Utara dan Maluku Utara untuk jembatan kecil yang terbuat dari bambu atau papan.
kaki yang melupa sendal
angkuh di atas tipis sendal
adalah kaki yang melupa diri
itu kusut-kusut sendal
adalah jejak congkak kaki
sampai sendal pun pergi
meyatimkan kaki
barulah kaki kelu
tersebab duri di jalan
telah membuka aibnya
Ibrahim Gibra
11 Desember 2020
tak bilang sayang
tak bilang cinta
tak bilang sayang tapi
cintamu seperti
bunga yang menjaga putik
tak bilang cinta tapi
sayangmu seperti daun
yang mengandung embun
sayang dan cinta
seperti saudara kembar
yang terbakar habis
dalam getar daun yang
ditinggal kupu-kupu
Ibrahim Gibra
12 Desember 2020
mata air danowudu
:untuk Rine
air yang tumpah
di atas batu itu
memecah rindu yang
mengalir sepanjang waktu
lekuk sungai purba
tak henti berderu arus
sampai kotamu
melupa dahaga
Ibrahim Gibra
8 Desember 2020
sajak kata
kata
dari segala kata
sudah lama
tapi pagi ini
kata-kata itu
berkabar tentang
embun yang bergegas
tersebab dipinang
matahari
Ibrahim Gibra
8 Desember 2020
seutas usia yang tak melupa waktu
pada rumbai
bunga-bunga di sisi
gedung kampus
sepanjang selasar
tak kulupa di mana
kupu-kupu berdenyar
sayapnya
sudah lama
dan waktu pun
mengirim kita
ke simpang yang tumpang
ke manakah gugur daun
yang ditingkap
angin silara?
Ibrahim Gibra
7 Desember 2020
Ibrahim Gibra, nama pena dari Gufran A. Ibrahim, punya kegemaran menulis artikel ihwal bahasa, masalah sosial budaya, demokrasi, pendidikan, dan literasi di Kompas dan di sejumlah koran lainnya. Ia juga menulis sajak dan cerpen yang diterbitkan dalam bentuk buku maupun diterbitkan di koran cetak dan daring. Gufran A. Ibrahim adalah Guru Besar Antropolinguistik pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Khairun. Ibrahim Gibra telah menerbitkan antologi sajak pertamanya, Karang Menghimpun Bayi Kerapu (Penerbit Jual Buku Sastra, 2019). Kini Ibrahim Gibra telah merampungkan antologi sajak kedua, Nikah Daun-Daun, Resepsi Pohon-Pohon (sedang dalam proses penerbitan) dan antologi ketiga, Makrifat Laut (sedang dalam penyuntingan). Ia juga telah merampungkan buku kumpulan artikelnya yang pernah dimuat di Kompas dan koran lainnya, Bertutur di Ujung Jempol: Esai Bahasa, Agama, Pendidikan, dan Demokrasi (kini sedang dalam proses penerbitan). Ibrahim Gibra dapat dihubungi via ibrahim.kakalu@gmail.com