Gambir Pagi Ini
Jam 6 pagi sudah
Masih duduk sendiri disini\
Diam dan tanpa suara
Bagai seonggok daging tak bernyawa
Orang - orang bergerak berlalu-lalang
Dikejar waktu yang bergerak tak berulang
Orang - orang bergerak berlalu-lalang
Mengantar kerabat pergi dan menanti yang pulang
Stasiun selalu dipenuhi ironi
Di sisi kiri menangis karea pergi
Di sisi kanan senang karena pulang
Jam berdentang 7 kali, berdiri dari kursi dan saatnya bersiap-siap untuk pergi
-Gambir, 10 Oktober 2016 (perjalanan menuju pemalang)
Tidak Pandai Bicara
Lagi, pena lebih tegas menggambarkan kata-kata daripada berbicara
Menorehkan tinta ke sebuah kertas hampa menjadi dalam maknanya
-Jatinangor 2017, masih belum pandai bicara
Untuk Jakarta, Dari Saya
Masih ingin berlama-lama dengan Jakarta
Masih ingin menghirup polusinya
Masih ingin terjebak di kemacetannya
Masih ingin berada di tengah-tengah hiruk pikuknya
Masih ingin melihat segala manusia di dalamnya
Tapi aku masih ingin rindu
Karena itu aku memilih jauh
Sebab tak ada jauh maka takkan ada rindu
-Jatinangor 2017, lagi-lagi merantau
Tentang Aku
Memang tidak dapat mengganti yang sudah-sudah
Hanya mengisi dengan lebih sempurna
Masa lalu ya lalu, tidak dapat mengejarmu dan tidak dapat terkejar olehmu
Iya, semuanya ada di kamu
Kamu yang sekarang
Kamu yang saat ini
Kamu yang entah berapa lama bernafas lagi
-Jakarta, Oktober 2019 (tentang saya)